Banyak
diantara kita, sering dihadapkan pada kesulitan-kesulitan, yang seakan-akan
tanpa bertepi. Padahal sudah bersungguh-sungguh dalam menghadapi dan meraungi hidup
ini. Kalau ini, selalu dan selalu, menghinggapi kehidupan, maka banyak hal
dalam kehidupan kita yang harus segera kita audit. Salah satunya adalah, apakah
sering membuat kehidupan lingkungan menjadi tidak nyaman karena prilaku kita.
Saya
punya sahabat, seorang dosen, mengeluh, sudah bertahun-tahun tidak segera
selesai program S-2 (Magister), karena pembimbingnya seorang professor yang
sangat sulit ditemui. Sehingga dosen calon S-2 ini habis waktunya untuk mencari
pembimbing yang professor itu. Namun yang sangat menarik adalah rupanya dosen
calon S-2 ini, juga sebagai pembimbing mahasiswa S-1, suka mempersulit dan
susah ditemui karena kesibukannya. Dan, yang lebih menarik lagi adalah, “mengapa
professor itu susah ditemui dosen calon S-2”? Rupanya beliau, sedang mengalami
kesulitan ingin menjadi guru besar yang berwibawa karena banyak karya nyata. Intinya
Dosen calon S-2, mahasiswa calon S-1, dan professor ini, hidupnya sama-sama
sulit karena senang mempersulit.
Kalau
kita keluar rumah untuk belanja, ke kantor atau jalan-jalan dengan keluarga,
hampir dimana-mana banyak pemasangan “Polisi Tidur”, yaitu gundukan jalan yang
diharapkan bisa memperlambat laju perjalanan kendaraan kita. Gara-gara polisi
tidur itu, banyak pengendara sangat tidak nyaman (termasuk saya pribadi
heheheh), kenapa!!! sebab hampir semua polisi tidur yang dibuat masyarakat
setempat, tidak berstandar internasional. Gundukannya kecil memang, tapi sangat
tajam dan menjengkelkan. Setelah kami berdialog kepada orang-orang yang punya
hoby membuat polisi tidur, rupanya penyebabnya adalah, dirinya jengkel, sebab
banyak pengendara yang kurang sopan santun, mengendarai dengan kecepatan tinggi
dan menganggu keselamatan. Dan yang lebih menarik lagi, banyak kendaraan mobil
atau motor yang sedikit “butut” dengan suara mesin diluar standar, ketika
dihadapkan dengan polisi tidur juga diluar standar, suara mesin semakin
kencang, setelah itu di rem, agar bisa melalui gundukan polisi tidur itu. Lengkaplah
sudah kesengsaraan dan kesulitan pengendara karena polisi tidur dan begitu juga
kesengsaraan dan kesulitan masyarakat karena bising deru motor dan mobil.
Keduanya, sama-sama mengalami kesulitan….
Seperti
biasa, seorang pengusaha, mulai dari yang kelas teri sampai kelas kakap,
tentunya pernah berhutang ke jejaring bisnisnya. Fenomena yang sangat menarik
adalah sangat banyak diantara mereka dihadapkan pada kesulitan demi kesulitan.
Setelah dilakukan penelusuran sederhana, memunculkan sebuah penemuan yang
sangat unik yaitu diantara mereka sama-sama berprilaku saling mempersulit.
Sesama penghutang, sama-sama senang menunda pembayaran padahal dirinya sudah
sangat mampu untuk membayar. Mereka berpikir bahwa ”Ciri seorang pengusaha
sukses adalah kemampuannya menunda pembayaran”. Menunda pembayaran, padahal
dirinya sudah punya dana untuk melunasi, bisa menyumbat rizki kehidupannya.
Sahabat…
Hidup ini, merupakan pilihan, kalau
sering mempersulit maka pantulannya juga mendapat kesulitan. Sering
mempermudah, insyaAllah pantulannya juga sering mendapat kemudahan. Jadi, kita
tinggal pilih saja, yang kita suka.
Berani
menetukan pilihan dalam kehidupan ini dengan cara yang benar agar mendapatkan
keberkahan kebenaran!!! Bagaimana pendapat sahabat ???

Tidak ada komentar:
Posting Komentar